TAMAN NASIONAL LORE LINDU
Kawasan ini merupakan taman nasional terestrial terbesar ke-2 di Sulawesi dan memiliki beragam biota unik dan spesies langka Sulawesi, termasuk 77 spesies burung yang endemik di Sulawesi. Tercatat pula 40 spesies mamalia dimana 31 spesies termasuk endemik. Spesies yang signifikan secara global di sini termasuk anoa dataran tinggi, babirusa, dua macam spesies Tarsius, Makaka Tonkean dan dua spesies Kuskus marsupial, rangkong (rhyticeros cassidix), dan rajawali Sulawesi (spizaetus lanceolatus). Taman nasional ini terdaftar di IUCN sebagai pusat Keanekaragaman Tumbuhan, oleh Birdlife International sebagai Kawasan Endemis Burung, dan oleh WWF sebagai ekoregion Global 200. Kawasan ini memiliki Important Bird Areas dan pada 1978 dinyatakan oleh UNESCO sebagai Cadangan Biosfer.
- SKOR EFEKTIFITAS MANAGEMENT CAGAR ALAM (METT) – 2018: 73%
- CAPACITY DEVELOPMENT SCORECARD – 2018: 66.7%
- INDEKS ANCAMAN – 2018: 18%
- ECOSYSTEM HEALTH INDEX (EHI) – 2018: 20%
CAGAR ALAM TANGKOKO
Kawasan ini terdiri dari beberapa kawasan konservasi lokal dan sekitarnya, termasuk cagar alam, hutan lindung, dan hutan wisata. Lingkungan ini menjadi signifikan karena mengakomodasi dalam jumlah besar beberapa spesies endemis utama di Sulawesi seperti anoa dataran rendah, burung maleo, tarsius, musang raksasa dan lainnya, termasuk tempat populasi satu-satunya dari monye jambul hitam (macaca nigra).
- SKOR EFEKTIFITAS MANAGEMENT CAGAR ALAM (METT) – 201861%61%
- CAPACITY DEVELOPMENT SCORECARD – 201866%66%
- ECOSYSTEM HEALTH INDEX (EHI) – 201869%69%
- INDEKS ANCAMAN – 2018: 20%
TAMAN NASIONAL BOGANI NANI WARTABONE
- SKOR EFEKTIFITAS MANAGEMENT CAGAR ALAM (METT) – 2018: 74%
- CAPACITY DEVELOPMENT SCORECARD – 2018: 72%
- ECOSYSTEM HEALTH INDEX (EHI) – 2018: 66%
- INDEKS ANCAMAN – 2018: 20%